Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) didirikan pada tanggal 10 Juni 1972. Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda yang bercita – cita menjadi pengusaha.

Rabu, 25 Mei 2016

Menko Rizal: Pengusaha Muda, Berpikirlah 'Out of The Box'.

Tampak Menko Kemaritiman dan Sumber Daya RI, Rizal Ramli, Ph.D., (kedua dari kiri) bersama Ketua Umum BPP HIPMI, H. Bahlil Lahadahlia, S.E., pada Selasa (24/5) di Telkom University, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sumber: HIPMI PT.

Tampak Menko Kemaritiman dan Sumber Daya RI, Rizal Ramli, Ph.D., (kedua dari kanan) bersama Ketua Umum BPP HIPMI, H. Bahlil Lahadahlia, S.E., (ketiga dari kiri) pada Selasa (24/5) di Telkom University, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sumber: HIPMI PT.

WWW.JAMBOREHIPMIPTASEAN.COM, BANDUNG – Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Sumber Daya RI, Rizal Ramli, Ph.D., mengajak para calon/ pengusaha muda dan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk berpikir di luar kotak, thinking out of the box, guna mencari solusi untuk membawa perekonomian Indonesia keluar dari masalah.

Menko Rizal mencontohkan terobosan-terobosan yang ia lakukan agar Indonesia menjadi negara layak investasi dan infrastruktur di berbagai pelosok negeri dapat dibangun dengan layak, memenuhi standar nasional, dan berkualitas tinggi.

"Kita harus berpikir out of the box. Indonesia perlu menerbitkan bond (obligasi) senilai US $ 100 miliar untuk membayai (financing) pembangunan infrastruktur setelah revaluasi seluruh aset Badan Usaha milik Negara (BUMN),” tutur Menko Rizal pada Selasa (24/5) siang.

Tepatnya, saat menjadi narasumber dalam acara Jambore HIPMI Perguruan Tinggi (PT) Se-ASEAN pada Selasa (24/5) di Telkom University, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Acara ini berlangsung sejak Ahad (22/5) hingga Kamis (26/5) dan mengangkat tema Revolusi Mental, Jalan Tengah Membangun Entrepreneur Muda yang Berdaya Saing di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Menurutnya, revaluasi aset-aset seluruh BUMN di Indonesia sangat diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang saat ini hanya mencapai rata-rata lima persen per tahun dan ditargetkan menjadi enam koma lima persen hingga akhir tahun ini.

“Sayang sekali, hanya beberapa BUMN yang menangkap ide untuk melakukan revaluasi aset sehingga nilai asetnya naik menjadi Rp 800 triliun. Kalau seluruh BUMN di Indonesia melakukan revaluasi aset, maka asetnya akan naik menjadi Rp 2.500 triliun,” jelas Rizal.

Bila gagasan ini dapat dijalankan, lanjutnya, maka kepercayaan investor akan bangkit dan mereka berebut untuk menanamkan investasinya di Indonesia.

“Percuma kita bolak-balik mengundang perusahaan asing ke dalam negeri. Mereka nggak bodoh. Kecuali di sektor sumber daya alam, investor asing tidak akan mau berinvestasi di Indonesia karena pertumbuhan ekonominya hanya rata-rata sekitar lima persen per tahun,” ungkapnya.

Kondisi ini tidak akan membuat investasi asing mengalir deras ke Indonesia karena mereka lebih tertarik berinvetasi ke China dan India yang pertumbuhuan ekonominya lebih tinggi.

“Mereka akan berpikir untuk apa investasi di Indonesia kalau pertumbuhan ekonomi di India mencapai rata-rata tujuh koma tiga persen, dan di China mencapai rata-rata tujuh koma dua persen?,” tuturnya.

Menko Rizal Ramli pun berencana menggunakan dana hasil penerbitan obligasi itu untuk membangun infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia dan sebagian untuk menggerakkan sektor riil.

“Pemerintah tidak usah pusing lagi, kita mampu membangun jalur kereta api sepanjang Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Apalagi biayanya hanya US $ 40 miliar. Kita bisa sisihkan Rp 60 miliar lagi untuk memompa pertumbuhan sektor riil di seluruh Indonesia,” ucapnya.

Namun, Rizal Ramli pun menyesalkan ide ini belum sepenuhnya didukung oleh rekan-rekan menteri di Kabinet Kerja. “Sayang sekali, tidak semua menteri di Kabinet Kerja mendukung gagasannya, bahkan tidak semua BUMN melakukan revaluasi aset,” ungkapnya.

Dalam sesi seminar ini Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, H. Bahlil Lahadahlia, S.E, turut hadir dan memberikan pengantar seminar di depan 4.000 peserta Jambore HIPMI PT Se-ASEAN. Adapun moderatornya ialah Ketua BPP HIPMI, Dr. H. Anggawira, M.M. 

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar