 |
| Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah), usai memberikan materi di depan para peserta Jambore HIPMI PT Se-ASEAN pada Senin (23/5) di Telkom University, Kabupten Bandung, Jawa Barat. Tampak Ketua Umum BPP HIPMI, H. Bahlil Lahadahlia (kiri), Rektor HIPMI PT, H. Said Aldi Al Idrus, S.E., dan Ketua BPP HIPMI, Dr. Anggawira, M.M. Sumber: HIPMI PT, |
 |
| Pangima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua dari kiri), bersama dengan Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI), Tan Sri H. Muhammad Ali Rustam (tengah), Rektor HIPMI PT, H. Said Aldi Al Idrus, S.E., dan Wakil Rektor IV Telkom University, Dr. H. Muhammad Yahya Arwiyah, S.H., M.H. (kanan) di Ruang Holding Room VVIP, Telkom University, pada Senin (23/5). |
JAMBOREHIPMIPTASEAN.COM,
BANDUNG –Pelaksanaan Jambore Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Perguruan Tinggi (PT) Se-ASEAN pada hari
pertama, Senin (23/5) berlangsung sangat meriah, menarik dan dinamis. Sejumlah
tokoh nasional dan internasional turut hadir sebagai pembicara.
Presiden
RI, Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), hadir
sebagai key note speaker sekaligus
membuka acara secara resmi dengan menekan tombol sirine di atas panggung
bersama-sama sejumlah tokoh nasional. Presiden juga didampingi ibu negara, Dra. Hj. Iriana Jokowi, dan Menteri
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Dra. Hj. Puan Maharani.
Adapun
tokoh-tokoh nasional itu adalah Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) RI, Dr (Hc). Oesman Sapta, Ketua
Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, H.
Bahlil Lahadahlia, S.E., dan Menteri
Riset, Teknologi, (Ristek), dan Pendidikan Tinggi (Dikti), Prof. Dr. H. Muhammad Nasir.
Oesman
Sapta juga menjadi pembicara dengan materi bertema Empat Pilar Kebangsaan dalam Perspektif penguatan Ekonomi Nasional. Ia menceritakan
pengalaman hidupnya sejak kecil, saat mengalami kesulitan ekonomi, hingga kerasnya
perjuangan hidup menjadi pengusaha dengan berbagai macam tantangan dan hambatannya.
Oesman
mengajak para calon/ pengusaha muda untuk tidak menjadi penonton di negeri sendiri
dengan bersikap pasif terhadap serbuan investasi dan pemodal asing ke
Indonesia. “Rebut
kembali pasar dalam negeri dengan menyediakan kebutuhan rakyat Indonesia.
Jangan biarkan produk asing membanjiri pasar dalam negeri,” tegasnya.
Dalam
acara pembukaan ini, hadir pula tokoh internasional seperti Presiden Dunia
Melayu Dunia Islam (DMDI), Tan Sri H. Muhammad
Ali Rustam, yang juga Ketua Umum Perbadanan Usaha Nasional Berhad (PUNB)
Malaysia.
Ia memberikan materi dengan tema Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) dalam Perspektif Kerjasama Ekonomi Regional dan didampingi oleh Rektor HIPMI Perguruan Tinggi (PT), H. Said Aldi Al Idrus, S.E., yang juga Ketua umum Badan Kounikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) sekaligus Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Jakarta.
Dengan
penuh semangat, Tan Sri Ali Rustam mengajak para pengusaha muda peserta Jambore
HIPMI PT Se-ASEAN untuk bersinergi dan bekerjasama lebih erat lagi dalam
membangun perekonomian kawasan.
“Hal ini sangat penting untuk membangun
masyarakat ASEAN yang lebih adil, sejahtera dan makmur. Tentunya dengan
memegang prinsip saling menguntungkan dan spirit persaingan (kompetisi) sehat
dan sportif,” paparnya.
Sebagai
negara berpenduduk 240 juta jiwa, Sekitar 40 persen dari penduduk ASEAN yang
jumlahnya 620 juta jiwa lebih, Indonesia memiliki peran sangat penting di era
MEA ini dilihat dari berbagai bidang dan aspek perdagangan internasional.
Adapun
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal
TNI Gatot Nurmantyo, menjadi salah satu pembicara dengan tema Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri
Sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia Emas.
Perang
di era modern saat ini lebih banyak yang berlatar belakang ekonomi daripada
sekedar pertarungan fisik dengan kekuatan militer, maka peran wirausahawan
menjadi sangat strategis sebagai salah satu ujung tombak perekonomian sekaligus
menjadi pilar penting pertahanan dan keamanan nasional.
Panglima
TNI mencatat Indonesia sedang menghadapi proxy
war atau perang cyber dengan
masuknya beragam arus informasi dari seluruh dunia tanpa bisa dibatasai lagi (borderless).
Menurutnya,
di satu sisi hal ini menandai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
sangat bermanfaat bagi kita. “Namun di sisi lain, dampak negatif kemajuan IPTEK
menjadi ancaman dan tantangan nyata bagi bangsa Indonesia,” tegas Jenderal
Gatot.
Melalui
teknologi digital, berbagai macam informasi berkualitas baik maupun buruk yang
sedang terjadi di belahan dunia lain, detik itu juga dapat diketahui secara langsung
oleh masyarakat Indonesia. Bahkan informasi itu ada di genggaman kita melalui
teknologi internet seperti gadget dan
smartphone.
Dalam acara ini, seluruh peserta dan panitia kompak memakai seragam kemeja berwarna merah-putih untuk
menunjukkan semagat nasionalisme, patriotisme, dan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita besar HIPMI, menjadi Pengusaha-Pejuang dan Pejuang-Pengusaha.
Hadir
pula beberapa mantan Ketua Umum BPP HIPMI seperti H. Raja
Sapta Oktohari, dan H. Erwin Aksa, serta pendiri HIPMI, H. Abdul
Latief.
Penulis:
Muhammad Ibrahim Hamdani