Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) didirikan pada tanggal 10 Juni 1972. Pendirian organisasi ini dilandasi semangat untuk menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda, karena pada saat itu tidak banyak kaum muda yang bercita – cita menjadi pengusaha.

Sabtu, 21 Mei 2016

HIPMI: Idealnya, Indonesia Masih Butuh 1,7 Juta Pengusaha Baru

Konferensi Pers BPP HIPMI, Kamis (19/5) di HIPMI Centre, Jakarta. Tampak Ketum BPP HIPMI, H. Bahlil Lahadahlia (tengah).


JAMBOREHIPMIPTASEAN.COM, JAKARTA - Indonesia masih membutuhkan sedikitnya 1,7 juta pengusaha lagi untuk mencapai perbandingan ideal minimal dua persen antara jumlah pengusaha dengan jumlah penduduk di suatu negara.

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), H. Bahlil Lahadahlia, menyatakan hal itu pada Kamis (19/5) sore, dalam konferesi pers BPP HIPMI.

Konferensi pers ini bertajuk Road To Jambore HIPMI Perguruan Tinggi (PT) Se-ASEAN: Revolusi Menntal, Jalan Tengah Membangun Enterpreneur Muda Berdaya Saing di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 

"Berdasarkan hasil survei HIPMI dengan sejumlah PT, animo dan minat mahasiswa alumni strata satu (S1) untuk menjadi pengusaha (enterpreneur) sangat sedikit. Sebanyak 83 persen mahasiswa Indonesia ingin menjadi karyawan dan hanya empat persen yang ingin menjadi pengusaha. Adapun sisanya ingin menjadi birokrat dan pengusaha," tutur Bahlil pada Kamis (19/5).

Sesuai dengan perkembangan penelitian terbau, lanjutnya, suatu negara idealnya memiliki empat persen jumlah pengusaha berbanding jumlah penduduknya. "Kalau pakai standar ini, artinya Indonesia masih membutuhkan enam juta pengusaha lagi," paparnya.

Menurutnya, hal ini menjadi salah satu sebab diselenggarakannya Jambore HIPMI PT Se-ASEAN, untuk mengubah pola pikir (mindset) mahasiswa dari mea menjadi karyawan menjadi enterpreneur. "Jambore ini sangat penting agar generasi muda kita mampu bersaing dengan negara lain," harapnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar